GPRS Tulungagung - Robot, siapa yang tak kenal dengan mesin yang satu ini. Dengan
konstruksi yang lebih rumit, robot bisa dibuat sebagaimana layaknya
manusia, meskipun dengan fungsi yang terbatas.
Nah, Sobat GPRS, tahu nggak, siapa penemu konsep mesin hebat ini?
Ternyata, penemu konsep robotika ini adalah seorang ilmuwan muslim. Nama
ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern tersebut adalah Ibnu
Ismail al-Jazari.
Al Jazari mengembangkan
prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal
sebagai mesin robot. Inilah yang sangat menarik minat Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang
tertarik dengan sejarah teknologi. Membaca buku karya ahli teknik muslim Al-Jazari meninbulkan kesan baginya.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting.
Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain,
merakit, dan membuat sebuah mesin.” Begitulah komentarnya.
Ilmuwan yang nama lengkapnya Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz
Al-Jazari ini tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad kedua belas.
Ia dijuluki sebagai Bapak
Modern Engineering berkat temuan-temuannya. Tak main-main, banyak temuannya yang mempengaruhi
rancangan mesin-mesin modern saat ini, di antaranya combustion engine,
crankshaft, suction pump, programmable automation, dan masih banyak lagi.
Panggilan Al-Jazari disebabkan ia lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang
terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya, ia mengabdi
sebagai ahli teknik pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 sampai 1200.
Dalam bukunya, Studies in Medieval
Islamic Technology, Donald Routledge mengatakan bahwa hingga zaman modern ini, tidak
satu pun dari suatu kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya instruksi
untuk merancang, memproduksi, dan menyusun berbagai mesin sebagaimana
yang disusun oleh Al-Jazari. Memang, pada 1206, Al-Jazari merampungkan sebuah karya
dalam bentuk buku yang berkaitan dengan dunia teknik.
Al-Jazari mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan rincian
gambar-gambarnya, dalam buku “al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi
Sinat ‘at al-Hiyal” (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical
Devices). Buku ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Karya
ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya. Hal ini disebabkan al-Jazari piawai dalam membeberkan hal yang terkait dengan
mekanika secara detil.
Dan merupakan kontribusi yang sangat berharga dalam sejarah
teknik. Keunggulan buku tersebut mengundang decak kagum dari ahli teknik
asal Inggris, Donald Hill (1974). Donald berkomentar bahwa dalam
sejarah, begitu pentingnya karya Al-Jazari tersebut. Pasalnya, kata dia,
dalam buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk merancang, merakit, dan
membuat mesin.
Di tahun yang sama, 1206, al-Jazari membuat jam
gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan
secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan
memberikan suara simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid automation
inilah yang mengilhami pengembangan robot masa sekarang.
Kini replika
jam gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai
bentuk penghargaan atas karya besarnya. Pada acara World of Islam
Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang
berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum
merekonstruksi kerja gemilang Al-Jazari, yaitu jam air.
Ketertarikan
Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk
menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam puluh
delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.Tulisan
Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu
detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak mengetahui
teori saja atau mereka menyembunyikan pengetahuannya dari orang
lain.
Bahkan ia pun menggambarkan metode rekonstruksi peralatan
yang ia temukan.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat.
Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah
membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan
bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana Artuqid,
kala itu di bawah naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan
dan masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya menjadi
salah satu karya yang inspiratif, terutama bagi sarjana teknik dari
belahan dunia Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan rumah tangga,
irigasi dan kepentingan industri merupakan hal vital di negara-negara
Muslim. Namun demikian, yang sering menjadi masalah adalah membuat alat yang efektif untuk memompa air dari sumbernya.
Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan sejumlah peralatan untuk
mendapatkan air, yaitu Shaduf maupun Saqiya. Shaduf dikenal pada masa
kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari balok panjang
yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu horizontal. Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan. Mekanisme sentralnya
terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang digunakan adalah keledai
maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut untuk
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan ke sana
dengan menguraikan mesin yang mampu menghasilkan air dalam jumlah lebih
banyak dibandingkan dengan mesin yang pernah ada sebelumnya.
Saat itu, Al-Jazari memikul tanggung jawab untuk merancang lima mesin
pada abad ketiga belas. Dua mesin pertamanya merupakan modifikasi
terhadap Shaduf. Sementara mesin ketiganya merupakan pengembangan dari Saqiya, yaitu penggunaan tenaga air untuk menggantikan tenaga binatang. Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di Sungai Yazid, Damaskus. Mesin ini diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah sakit
yang berada di dekat sungai tersebut.
Mesin keempat adalah mesin yang menggunakan balok dan tenaga binatang.
Balok digerakkan secara naik turun oleh sebuah mekanisme yang melibatkan
gigi gerigi dan sebuah engkol. Mesin itu diketahui merupakan mesin
pertama yang menggunakan
engkol sebagai bagian dari sebuah mesin. Di Eropa, hal ini baru terjadi
pada abad ke-15. Tntu saja, hal ini dianggap sebagai pencapaian yang
luar biasa. Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis yang
penting setelah
roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus-menerus. Engkol mesin
memang sudah ditemukan pada masa
sebelumnya, tetapi digerakkan dengan
tangan. Namun, berbeda dengan engkol yang terhubung dengan sistem roda
di sebuah mesin
yang berputar.
Oleh sejarawan teknologi, penemuan engkol mesin sejenis itu dianggap
sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa
yang hidup pada awal abad kelima belas. Bertrand Gille menyatakan bahwa
sistem tersebut sebelumnya tak diketahui dan sangat terbatas
penggunaannya.
Pada 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem roda sepenuhnya
dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-jazari. Ini dilakukan
tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya.
Adapun mesin kelima adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air,
peralatan yang memperlihatkan kemajuan lebih radikal. Gerakan
roda air yang ada dalam mesin itu menggerakan piston yang saling
berhubungan. Selanjutnya, silinder piston tersebut terhubung dengan pipa
penyedot. Pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari sumber air dan
membagikannya
ke sistem pasokan air.
Nah, pompa inilah yang menjadi contoh awal dari
double-acting principle. Taqi al-Din kemudian menjabarkan kembali
mesin kelima dalam bukunya pada abad keenam belas.
Referensi:
islamislogic.wordpress.com