GPRS Tulungagung - Hai, Sobat GPRS! Tau nggak, kalau hari ini, Jumat, 20 September 2013 adalah hari pengepungan pasukan Salahuddin Al Ayubi terhadap tentara salib di Yerussalem. Begitulah informasi yang dilansir dalam republika Online hari ini.
Panglima besar Salahuddin beserta pasukannya bergerak untuk membebaskan Palestina yang telah direbut kaum salib. Inilah salah satu contoh strategi perang jenius yang
dibuat Salahuddin Al-Ayyubi. Pengepungan Yerusalem terjadi mulai hari ini sampai 2 Oktober 1187, antara
Dinasti Ayyubiyyah dan Pasukan Salib yang menguasai Yerusalem.
Dalam pertempuran ini, Yerusalem berhasil direbut kembali dari tangan
tentara Salib.
Sebelumnya para penguasa Yerusalem dari kalangan Kristen dikalahkan dalam Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187. Banyak tokoh-tokoh kerajaan yang semula arogan dan sombong tertangkap. Malah para pimpinan pasukan Salib itu dipermalukan oleh Salahuddin dengan taktik brilian di perang Hattin.
Salahuddin juga merebut kota Akka, Nablus, Jaffa, Toron, Sidon, Beirut, dan Ashkelon. Pasukan Salib tunggang langang melarikan diri ke Tirus, satu-satunya kota yang dapat menahan serangan Saladin.
Pada Ahad, 20 September 1187, Salahuddin kemudian memutuskan mengepung kota Yerusalem. Ia mulai menutup rapat-rapat pintu ke utara dan baratlaut. Salahuddin pun melakukan penyerangan menembus tembok.
Pertempuran ini berakhir dengan menyerahnya Yerusalem pada 2 Oktober 1187. Salahuddin berhasil merebut Yerusalem pada 2 Oktober 1187, setelah 88 tahun laanya dikuasai Pasukan Salib. Tanggal itu juga memiliki makna simbolis khusus bagi Muslim karena bertepatan dengan tanggal 27 Rajab yaitu tanggal peringatan Isra dan Mikraj.
Sebelumnya para penguasa Yerusalem dari kalangan Kristen dikalahkan dalam Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187. Banyak tokoh-tokoh kerajaan yang semula arogan dan sombong tertangkap. Malah para pimpinan pasukan Salib itu dipermalukan oleh Salahuddin dengan taktik brilian di perang Hattin.
Salahuddin juga merebut kota Akka, Nablus, Jaffa, Toron, Sidon, Beirut, dan Ashkelon. Pasukan Salib tunggang langang melarikan diri ke Tirus, satu-satunya kota yang dapat menahan serangan Saladin.
Pada Ahad, 20 September 1187, Salahuddin kemudian memutuskan mengepung kota Yerusalem. Ia mulai menutup rapat-rapat pintu ke utara dan baratlaut. Salahuddin pun melakukan penyerangan menembus tembok.
Pertempuran ini berakhir dengan menyerahnya Yerusalem pada 2 Oktober 1187. Salahuddin berhasil merebut Yerusalem pada 2 Oktober 1187, setelah 88 tahun laanya dikuasai Pasukan Salib. Tanggal itu juga memiliki makna simbolis khusus bagi Muslim karena bertepatan dengan tanggal 27 Rajab yaitu tanggal peringatan Isra dan Mikraj.
Dalam strateginya, Salahuddin sengaja memancing tentara Salib ke sebuah
lembah bernama Hittin. Tentara Salib berjalan menyeberangi
lembah-lembah Galilea dalam musim panas yang terik. Mereka terbebani
oleh pakaian dan peralatan tempur yang berat. Perjalanan yang seharusnya
memakan waktu beberapa jam akhirnya harus ditempuh seharian. Salahuddin
kemudian mengirimkan pemanah-pemanah jitu untuk mengikuti mereka dari
kejauhan, mengincar tentara-tentara yang terpisah sendirian. Sekitar
10,000 orang tentara salib binasa. Tentara Salib dikepung oleh Pasukan
Salahuddin. Dengan jenius, Salahuddin menyuruh pasukannya untuk terus
memprovokasi pasukan Salib yang kebingungan karena kebodohan
pimpinannya.
Ada kisah menarik dari pertempuran ini. Usai kemenangan pasukannya, Salahuddin membawa dua tawanan penting yang langsung dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynald. Salahuddin memberikan sekantung air yang diberi es dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynald. Ketika Reynald akan meminumnya, Salahuddin menegaskan dia tidak mengizinkan Reynald untuk minum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.
Teringat akan sumpahnya untuk membunuh Reynauld dengan tangannya sendiri karena begitu banyaknya kejahatan Reynauld terhadap kaum Muslim, Salahuddin memenggal kepala Reynauld dan menyeret mayatnya di ke Raja Guy yang ketakutan setengah mati. Kepada Guy, Salahuddin dengan tersenyum berkata bahwa seorang raja tak akan membunuh raja yang lain. Salahuddin kemudian menjelaskan bahwa Reynauld dipenggal karena kejahatannya yang begitu besar. Raja Guy kemudian dibawa ke Damaskus dan tak lama kemudian dibebaskan.
Kisah ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Salahuddin yang penuh belas kasih. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut pandangan orang Kristen. Salahuddin tidak membantai seluruh orang Kristen tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristen dengan semangat menaklukkan Yerusalem dan membantai seluruh kaum Muslim dan Yahudi.
Berbeda dengan pasukan Salib saat merebut Yerusalem yang membantai jutaan kaum muslim, Salahuddin membiarkan warga Yahudi dan Nasrani untuk tetap berada di Yerusalem. Sementara bagi kaum salib yang datang dari Eropa, Salahuddin meminta mereka keluar dari Palestina dengan baik-baik, bahkan mengawal perjalanan mereka agar selamat. Kebijakan Salahuddin ini pun menjadi catatan emas sejarah bagaimana Umat Muslim lebih mencintai kedamaian.
Ada kisah menarik dari pertempuran ini. Usai kemenangan pasukannya, Salahuddin membawa dua tawanan penting yang langsung dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynald. Salahuddin memberikan sekantung air yang diberi es dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynald. Ketika Reynald akan meminumnya, Salahuddin menegaskan dia tidak mengizinkan Reynald untuk minum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.
Teringat akan sumpahnya untuk membunuh Reynauld dengan tangannya sendiri karena begitu banyaknya kejahatan Reynauld terhadap kaum Muslim, Salahuddin memenggal kepala Reynauld dan menyeret mayatnya di ke Raja Guy yang ketakutan setengah mati. Kepada Guy, Salahuddin dengan tersenyum berkata bahwa seorang raja tak akan membunuh raja yang lain. Salahuddin kemudian menjelaskan bahwa Reynauld dipenggal karena kejahatannya yang begitu besar. Raja Guy kemudian dibawa ke Damaskus dan tak lama kemudian dibebaskan.
Kisah ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Salahuddin yang penuh belas kasih. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut pandangan orang Kristen. Salahuddin tidak membantai seluruh orang Kristen tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristen dengan semangat menaklukkan Yerusalem dan membantai seluruh kaum Muslim dan Yahudi.
Berbeda dengan pasukan Salib saat merebut Yerusalem yang membantai jutaan kaum muslim, Salahuddin membiarkan warga Yahudi dan Nasrani untuk tetap berada di Yerusalem. Sementara bagi kaum salib yang datang dari Eropa, Salahuddin meminta mereka keluar dari Palestina dengan baik-baik, bahkan mengawal perjalanan mereka agar selamat. Kebijakan Salahuddin ini pun menjadi catatan emas sejarah bagaimana Umat Muslim lebih mencintai kedamaian.
Berkut gambaran Perang Hittin, serangan awal untuk merebut Yerussalem (dalam Film Kingdom of Heaven)